Hari Jadi, Wisuda, dan Impian Lain

November 3, 2014 § 4 Comments

 

02092014537Mungkin skripsi mengungkung gaya penulisan yang mengalir dan santai. Setidaknya hal tersebut yang saya rasakan sejak berbulan-bulan sebelumnya, saat berkutat dengan tugas akhir kuliah. Tidak ada yang begitu istimewa dalam pengerjaannya, yang paling terasa adalah menulis yang menarik dan mengalir tidak dapat saya lakukan. Yang ada hanyalah tulisan yang kaku, berurat, dan terkadang perlunya editing berulang kali, karena pemaknaan kata dan kalimatnya tidak sesuai harapan saya. Mungkin hal tersebut dapat dikatakan stagnan. Tidak ada semangat kreativitas, jauh dari kesenangan yang saya dapatkan dari menulis esai atau ocehan di facebook misalnya.

24 tahun mungkin bukan waktu yang singkat, terlalu lama bagi seseorang laki-laki untuk segera memasuki fase lain dari hidupnya. Namun saya menggangapnya sepadan. Dimana belajar bukan merupakan tuntutan, karena hidup selalu menekankan pada pemaknaan apa yang terjadi, pelajaran apa yang diperoleh dari kehidupan. Rencana masa depan yang ingin saya jalani harus di mulai hari ini.

Terima kasih pada tuhan  atas segala pemberian yang indah, orang tua yang selalu ada di sisi anaknya, atas segala kebaikan dan persahabatan yang guyub dari kawan-kawan seperjuangan. Yang pernah saya list satu-persatu sejak TK sampai SMA, ternyata cukup banyak pula. Hampir 18 tahun menuntut ilmu itu bosan juga. Coba saja dibayangnya yang umurmu 24 tahun telah menghabiskan 18 tahun umurmu untuk belajar (secara formal). Namun saya bersyukur sempat menjalani pendidikan nonformal di organisasi-organisasi, yang begitu banyak memberikan pengalaman dan “kehidupan yang lain” bagi saya. Tidak ada yang patut disesalkan karena semuanya memberikan makna bukan?

Pendidikan, 18 tahun, mungkin kurang cukup bagi bapak saya, disuruh kerja dan mengejar s2. Namun saya kira hal tersebut seperti yang saya pikirkan juga selama ini. Bandung, jakarta, depok, yogyakarta, mungkin jadi kota pemberhentian selanjutnya hidup saya. Semoga juga bekerja di salah satu kota tersebut segera. Walaupun modalnya(baik skill, dan kompetensi) tentu masih kurang, saya rasa terus belajar merupakan solusi terhadap hal tersebut.

Kakiku masih sering terasa kesemutan, kemungkinan kurang olahraga dan menikmati hidup. Perut rada buncit diakibatkan makan yang serba teratur, perubahan pola tidur, dan mungkin kelebihan lemak. Pertumbuhan manusia berhenti pada umur 25 tahun, setidaknya masih 1 tahun untuk meningkatkan kesehatan, mengurangi lingkar perut, dan juga memaksimalkan pertumbuhan.

Impiannya menumpuk segunung perlu dibarengi dengan sejagat raya usaha. Saya ingat ketika  memulai 2014  (dalam catatan saya sebelumnya) memimpikan bahwa pada tahun ini saya menyelesaikan studi saya, dan memulai gerakan ngobrolin Indonesia. Yang pertama sudah di depan mata dan yang satu harus mulai inisiasi ide-ide baru setelah beberapa teman memberikan masukan dan keprihatinan mereka mengenai lingkungan kerja (terutama kawan2 seangkatan) untuk kritis melihat berbagai permasalahan serta wacana (khususnya arsitektur), terima kasih untuk marson dan giri. Dalam 2014 ini, saya juga menemukan bahwa adik-adik kelas saya telah memulai ruang-ruang diskusi arsitektur di dalam himpunannya. Mereka (urip, dkk) membuat ruang-ruang studi arsitektur, yang aktif terhadap wacana arsitektur, dan melibatkan diri dalam berbagai kompetisi kedepannya, serta dukungan dari banyak dosen-dosen di kampus. Salut. Ide-ide dan harapan mungkin perlu diwujudkan (serta ditulis) dan pada akhirnya kita begitu gembira saat ide dan harapan itu terwujud denga tangan kita atau orang lain.

2014 masih sebentar, masih banyak yang belum lunas. Ide-ide penerbitan buku belum juga kunjung selesai. Buku apa yang mau diterbitkan? Awalnya ingin mengumpulkan berbagai tulisan yang saya buat dijadikan satu kumpulan tulisan dan saya serahkan pada rektor unud saat wisuda. Dimana tulisan tersebut merupakan refleksi saya saat belajar di Udayana selama 6 tahun, tapi belum bisa terwujud. Namun tahun ini saya janji untuk mengumpulkan bahan-bahan buku. Mungkin 2 buku yang ingin saya kerjakan ulang, dan perbaharui  ke depannya. Pertama adalah kumpulan tugas filsafat arsitektur angkatan 2008 yang masih ada di hardisk saya menjadi format buku yang ringkas (dimana sebelumnya ukurannya sangat besar). Sebagai karya dari kawan2 arsitektur unud 2008, serta buku Konferensi budaya tahun 2012 yang lalu. Setidaknya membayar hutang saya pada dua kawan saya, elbinsar purba dan frischa aswarini, karena buku (compedium) tersebut tidak terbit secara cetak (hanya format pdf saja).

Jadi janji tersebut semoga bisa lunas sebelum habis desember 2014, didoakan agar selesai tepat waktu.

Kalimat penutup, biasanya berisi kata-kata mutiara atau kutipan-kutipan pedas pada penulis kenamaan. Dan tulisan ini tidak ada kata penutupnya, karena saya belum menemukan kalimat yang pas mengakhiri tulisan ini.

Menanti Kabinet  Jokowi dan lancarnya inspirasi perbaikan jurnal

24 Oktober 2014

§ 4 Responses to Hari Jadi, Wisuda, dan Impian Lain

Leave a reply to sudutjalan Cancel reply

What’s this?

You are currently reading Hari Jadi, Wisuda, dan Impian Lain at Sudut jalan.

meta